Laman

Rabu, 15 Desember 2010

sosok yang sangat layak untuk dikagumi :')



baca beberapa artikel tentang Mahmoud Ahmadinejad (Presiden Iran) ngga pernah bosen dan teruuusss berdecak kagum...
aku pikir ngga pernah ada profil presiden seperti beliau, tapi ternyataaaa....

Pak Mahmud ini, ternyata hidupnya sederhana, bahkan sangat sederhana untuk ukuran seorang pejabat tinggi. 


"Tuhan mencintai siapa yang merendah dalam kehidupan pribadinya!" (repost dari sebuah kutipan bijak)


aku mengutip kemabali sumber yang aku baca beberapa waktu yang lalu....

TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedi Najad; "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"

Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Ahmedi Najad, adalah presiden Iran yang membuat orang  ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki  kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet  Iran Istana yang sangat tinggi nilai maupun harganya  itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk  menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia   memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan  ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana  tetap terlihat impresive.

Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas  kebersihan di sekitar rumah dan kantor  kepresidenannya.

Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menterinya  untuk datang kepadanya dan menteri tsb akan menerima  sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan  arahan darinya, arahan tersebut terutama sekali  menekankan para menterinya untuk tetap hidup  sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun  kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang  lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening  banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di  sebuah universitas hanya senilai US$ 250. (Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di  rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinya seorang presiden dari negara yang penting baik secara  strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak  dan pertahanan).

Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah  bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia  bertugas untuk menjaganya.

Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu  berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia  juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang  dikhususkan untuk presiden.

Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang  Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo  sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk  dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang  biasa dengan kelas ekonomi.

Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk  mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang  sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana  sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke  ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan  kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto,  atau publikasi pribadi, atau hal spt itu saat  mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan  kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena  ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka  tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut."

indescribable banget... subhanallah... teringat dengan Rasulullah yang pernah menahan lapar dengan meletakan 3 buah batu di atas perutnya... Rasulullah yang berpuasa karena tidak menemukan makanan di dalam lemari makanannya... tidur hanya dengan dipan kayu... hanya memiliki beberapa potong pakaian... dan sejuta kisah mengenai kesederhanaan Rasulullah...

ah Ya Rabb, aku pikir di dunia ini tidak ada lagi tokoh panutan seperti Rasulullah... ternyata, ada seorang pemimpin di negara Iran yang benar2 layak dijadikan panutan :')

wanita pertama yang memasuki surga :)

"Siapa wanita pertama yang masuk surga?" Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah, bertanya begitu kepada ayahandanya. "Mutiah," jawab Rasulullah. Siapa Mutiah itu? Apa yang dilakukannya sampai ia mendapat kemuliaan yang begitu tinggi hingga menjadi wanita pertama yang masuk surga? Fatimah sangat ingin tahu. Ia akan mengunjungi wanita bernama Mutiah itu.

Fatimah meminta izin kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib. Ketika ia akan berangkat, anak sulungnya yang masih kecil merengek minta ikut. Anak itu bernama Al Hasan. Fatimah pun mengajak serta Al Hasan. Tiba di depan rumah Mutiah, Fatimah bersalam, "Assalamualaikum!"
"Alaikumussalam!" sahut Mutiah dari dalam rumahnya.
"Siapa di luar?"
"Fatimah, putri Rasulullah."
"Alhamdulillah, betapa bahagia aku hari ini menerima kunjungan putri mulia! Apa Anda sendirian, Fatimah?"
"Aku ditemani anakku Al Hasan."
"Aduh, maaf Fatimah. Saya belum mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki."
"Tetapi Al Hasan masih kecil."
"Biarpun masih kecil, Al Hasan itu laki-laki. Datanglah besok. Saya akan meminta izin suami saya untuk menerima tamu laki-laki."
Fatimah heran bukan main. Ia segera berpamitan dan pulang.

Keesokan harinya, Fatimah datang lagi. Selain Al Hasan, Al Husain juga ikut. Al Husain adalah anak kedua Fatimah.
Seperti kemarin, Fatimah bersalam di depan pintu rumah Mutiah.
"Apa Anda bersama Al Hasan, Fatimah?" tanya Mutiah dari dalam rumahnya.
"Ya. Al Husain juga ikut."
"Oh, maaf Fatimah. Saya hanya mendapat izin untuk menerima tamu Al Hasan. Saya belum meminta izin untuk menerima Al Husain. Kemarin Anda tidak bilang akan datang bersama Al Husain."
Fatimah pulang tanpa bisa memasuki rumah Mutiah.

Baru keesokan harinya dia bisa memasuki rumah itu bersama Al Hasan dan Al Husain. Rumah itu sangat sederhana, namun bersih dan nyaman sekali, membuat orang betah tinggal di dalamnya. Al Hasan dan Al Husain yang biasanya tidak suka berada di rumah orang pun menjadi betah di sana. "Maaf, saya tidak bisa menemani Anda, Fatimah. Saya harus menyiapkan makanan untuk suami saya," kata Mutiah.

Mutiah terus sibuk di dapur untuk memasak. Ketika masakan itu sudah siap, ia menaruhnya di atas baki. Menaruh sebatang cambuk pula di baki itu. "Saya akan mengantar makanan kepada suami saya yang sedang bekerja," kata Mutiah. "Maaf, saya tidak bisa menemani Anda."

Fatimah melihat cambuk di atas baki itu. Seperti cambuk gembala kambing. "Apa suamimu seorang gembala?" tanya Fatimah.
"Bukan. Suami saya petani."
"Mengapa kau membawa cambuk kepadanya?"
"Cambuk ini akan saya berikan kepada suami saya. Selagi dia makan, saya akan bertanya apa makanan itu cocok bagi seleranya. Kalau dia bilang tidak, saya minta dia mencambuk punggung saya. Itu sebagai hukuman bagi istri yang tidak bisa menyenangkan hati suaminya."
"Apa suamimu orang kejam yang suka menyiksa istri?"
"Bukan, sama sekali bukan. Suami saya sangat lembut dan pengasih. Sayalah yang meminta dia mencambuk punggung saya kalau makanan ini tidak cocok dengan seleranya. Itu saya lakukan agar saya tidak menjadi istri yang durhaka kepada suami."

Fatimah kagum bukan main kepada Mutiah. Inilah istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Pantaslah kalau dia mendapat kehormatan untuk memasuki surga yang pertama kali.